Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Cucu Rudy Hartono Sang Legenda Bulutangkis Juara Kejurnas Tenis

arayanaNews, Jakarta, 16 Februari 2020 - Gwen Emily Kurniawan, cucu dari legenda Bulutangkis Indonesia, Rudy Hartono, sukses mengukir prestasi gemilang dengan berhasil tampil sebagai juara nomor tunggal putri kelompok umur 10 tahun pada kejuaraan nasional (kejurnas) tenis yunior bertitel "RemajaTenis Jakarta-85".

Cucu Rudy Hartono Sang Legenda Bulutangkis Juara Kejurnas Tenis 
Petenis belia yang lahir pada 22 Desember 2010 itu berhak naik ke podium tertinggi berkat kemenangan yang dipetiknya di babak final atas petenis asal Serang, Maula Sa'ya.

Berlaga di lapangan tenis Marinir, kesatrian Marinir Hartono Cilandak Jakarta, dengan disaksikan Rudy Hartono dan keluarga, Gwen Emily Kurniawan menyudahi perlawanan Maula Sa'ya dengan skor 8-5.

Kendati sempat tertinggal 1-4 akan tetapi hal itu tak membuat Gwen Emily Kurniawan gentar. Nothing to lose merupakan modal utama bagi Gwen yang bermain cukup apik dan sudah mampu memukul bola dengan kencang.

Kisah Heroik Rudy Hartono yang berhasil mengalahkan Sture Jhonshon di Final All England setelah sebelumnya nyaris kalah sepertinya menginspirasi sang cucu untuk terus berjuang keras dan pantang menyerah.

Kegigihan Gwen tak sia-sia dan membuahkan hasil, satu persatu angka berhasil dikumpulkan oleh cucu peraih delapan gelar juara All England itu. Gwen akhirnya mampu menyamakan kedudukan dan bahkan berbalik unggul 5-4.

Namun Maula Sa'ya tak tinggal diam dan berusaha bangkit dengan merebut game kesepuluh untuk membuat keadaan kembali berimbang 5-5.

Mental juara sang kakek rupanya benar-benar diwarisi oleh petenis belia kelahiran Jakarta itu. Gwen mampu memborong tiga game beruntun untuk sekaligus menyudahi pertandingan dengan skor 8-5.

"Ya cucu saya anjurkan main tenis bukan badminton karena kakinya tidak lincah. Dan saya tekankan pukul keras terus. Lama-lama kontrol akan datang dengan sendirinya", tutur Rudy Hartono.

Mengomentari prestasi tenis Indonesia, Pria kelahiran 18 Agustus 1949 itu berpendapat bahwa salah satu kelemahannya terletak pada tinggi badan petenis Indonesia masuk dalam kategori pendek.

"Minimal 180 cm pemain dunia. " imbuhnya kemudian.

Info Klub dan Pelatihan Bulutangkis lainnya juga dapat disimak di Raket.id