Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Samuel L Simon Juara Dunia Pada Turnamen Tenis Antar Dokter Sedunia

Prestasi tenis Indonesia secara perlahan namun pasti mulai menampakkan tanda-tanda kebangkitan. Tahun 2018 ini para petenis kita sukses mengukir prestasi yang membanggakan diberbagai tingkatan, baik yunior, senior dan veteran.

Samuel L Simon Juara Dunia
Pada Turnamen Tenis Antar Dokter Sedunia
Belum habis euforia kita atas kesuksesan Christopher Rungkat dan Aldila Sutjiadi yang berhasil menyabet medali emas ganda campuran pada Asian Games 2018, kemudian tim Fed Cup Junior Indonesia yang berhasil menempati posisi 8 dunia, Dr Samuel L Simon baru-baru ini sukses merengkuh gelar juara dunia pada turnamen tenis antar dokter sedunia.

World Medical Tennis Society (WMTS) adalah sekumpulan dokter berasal dari berbagai penjuru dunia yang saat seminar di Monako pada tahun 1971 menggelar suatu turnamen tenis antar dokter. 

Setelah turnamen perdana itu mereka sepakat membuat ikrar untuk melanjutkan turnamen tersebut yang bakal dilaksanakan setiap tahun di beberapa negara berbeda di seluruh penjuru dunia. Hingga kini sudah berjalan 48 tahun dilaksanakan tanpa terputus. Dengan demikian turnamen yang dihelat di Malta ini adalah pelaksanaan turnamen ke 48.

Pada tahun 1992, Pengurus Pusat Persatuan Tenis Seluruh Indonesia (PP PELTI) menerima surat pemberitahuan dan undangan untuk mengikuti turnamen tenis antar dokter sedunia tersebut yang digelar di San Remo. Ketika itu 7 orang dokter Indonesia yang terdiri dari 6 pria dan 1 wanita, dengan dipimpin oleh Samuel L Simon terbang ke San Remo. 

Pada turnamen di San Remo itu, Dr Fransisca Halim (alm) berhasil keluar menjadi runner up nomor tunggal di kelompok usia 50 +.  

Usai turnamen antar dokter sedunia yang digelar di San Remo, para dokter di Indonesia sempat absen mengikuti turnamen tersebut dalam kurun waktu beberapa tahun. 

Teman Samuel L Simon, Dr. Willy Halim (adik Dr. Fransisca Halim) yang berdomisili di Belanda usai mengikuti turnamen antar dokter sedunia yang diselenggarakan di Budapest mengingatkan kembali kepada Samuel L Simon dan kawan-kawan tentang turnamen tersebut.

Sejak tahun 2000, para dokter Indonesia kembali aktif untuk ambil bagian mengikuti turnamen tenis antar dokter sedunia. Hingga saat ini Dr. Eric Gultom dan Dr. Samuel L Simon merupakan 2 dokter yang rutin secara terus menerus mengikuti turnamen antar dokter sedunia tersebut tanpa terputus.

Turnamen tenis antar dokter sedunia mempertandingkan beberapa nomor yang dibagi menurut kelompok umur (KU), dan dokter atau pasangannya yang bukan dokter. Jadi terbagi nomor open, KU 40+, KU 45+ dan seterusnya, untuk tunggal putra/putri, ganda putra/putri dan ganda campuran. Selain itu dipertandingkan juga nomor beregu yang disebut sebagai Nations Cup yang terdiri: open single, single 55+ dan ganda 45+.  Beberapa tahun terakhir juga mulai dipertandingkan Nations Cup untuk wanita. 

Indonesia pernah didapuk menjadi tuan rumah, yang pertama pertama di Bali pada tahun 2003 dan ketika itu tidak terlalu banyak peserta dari luar negeri turut ambil bagian, hanya 40 peserta akibat peristiwa bom Bali tahun 2002. Saat itu banyak warga asing yang masih enggan datang ke Bali. Pada turnamen di Bali itu peserta hanya datang dari Swedia, Kroasia, Jepang, Malta, Taiwan, Jerman, dan Italia. Ketika itu tim Indonesia berhasil menjadi juara Nations Cup untuk pertama kalinya.

Pada tahun 2014 Bali kembali menjadi tuan rumah dengan peserta luar negeri sekitar 200 dan 80 peserta dalam negeri. Ketika itu Jerman yang berhasil merengkuh gelar juara Nations Cup.

Tanggal 27 September 2018, para petenis Indonesia yang berhobi dokter terbang ke Malta guna mengikuti turnamen tenis antar dokter sedunia yang dihelat di Malta. Rombongan terdiri 8 orang namun hanya 6 orang yang turun bermain yaitu: Dr. Samuel L. Simon, Dr. Eric Gultom, Dr. Edhi Santoso Djajadi (dari Bali), Dr. Bambang Prihadi beserta istri Ny. Itafarida Sudar (dari Gresik) dan Dr. Indra Kusuma (dari Surabaya). 

Dr Eric Gultom diangkat menjadi Presiden WMTS penyelenggaraan tahun lalu di Plsen, Ceko untuk 2 tahun ke depan. Turnamen antar dokter sedunia yang berlangsung di Malta dibuka oleh Dr. Eric Gultom. Saat malam gala dinner, Presiden Malta berkenan hadir dan menyampaikan kata sambutan serta memberikan medali kepada para juara tunggal putra putri open dan juara Nations Cup Pria dan wanita.

Dr. Eric Gultom, presiden
World Medical Tennis Society (WMTS)
Pada Nations Cup, tim Indonesia harus mengakui keunggulan Latvia dengan skor 1-2. Jerman menjadi juara di Nations Cup pria menyusul kemenangan atas musuh bebuyutan mereka, Italia yang beberapa tahun terakhir selalu kalah karena Jerman memilikipemain tunggal pria yang sangat kuat di KU 55+ dan juga ganda KU 45+. Nations Cup Wanita dimenangkan oleh Amerika Serikat setelah melibas tim Polandia.

Prestasi para dokter Indonesia diajang ini cukup membanggakan. Mereka selama ini selalu berhasil membawa pulang medali. Untuk turnamen di Malta, prestasi yang diraih oleh skuad Indonesia adalah sebagai berikut: Ganda Putra KU 65+ Juara 1 Samuel L. Simon yang berduet dengan Erik Zadig dari Norwegia (unggulan ke 2) . Di tunggal KU 65+, Samuel L. Simon yang diunggulkan ditempat keempat, kalah di babak 8 besar oleh Erik Zadig, 1-6, 3-6. Erik akhirnya tampil menjadi juara 3 tunggal putra KU 65+. Di nomor Ganda Putra KU 60+ Edhi dan Eric berhasil menjadi juara 3. Edhi (unggulan ke 4) kalah dibabak 8 besar tunggal KU 60+ dari peserta asal Lithuania, straight set 1-6, 4-6,  sedangkan Eric (unggulan 7) kalah di babak pertama lawan dokter dari Amerika Serikat, 3-6, 0-6. 

Bambang/Indra yang tampil di nomor ganda putra KU 65+ kalah dari seeded ke 3 dari Swedia/Norwegia, 0-6,1-6. Sedangkan di nomor tunggal KU 65+, Bambang dan Indra kandas di babak pertama. Itafarida Sudar berhasil meraih medali perak setelah kalah di final nomor tunggal wanita KU 60+. Ganda campuran Bambang/Itafarida kalah di babak pertama setelah bertarung ketat melalui super tiebreak dengan skor akhir 10-12. Sedangkan di babak consolation, Dr. Indra menjadi juara di nomor tunggal pria KU 65+. Consolation diadakan bagi para pemain yang kalah di babak pertama. 

Tahun 2019 yang akan datang, turnamen atar dokter sedunia akan digelar di kota Vilnius ibukota Lithuania. (arayana)