Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Analisa Ahmadi Imang Pada Laga Final Tunggal Putri AGS Junior Tennis Championships 2018

Priska Madelyn Nugroho sukses merengkuh gelar juara tunggal putri turnamen internasional AGS Junior Tennis Championships 2018, setelah di laga puncak berhasil mengalahkan petenis Filipina, Alexandra Eala, 6-2, 4-6, dan 6-1.

Priska Madelyn Nugroho Vs Alexandra Eala
 Final AGS Junior Tennis Championships
Bagaimana jalannya pertandingan tersebut? salah satu pelatih senior di Indonesia, Ahmadi Imang, yang menyaksikan langsung jalannya laga memberikan analisanya bagi kita.


"Laga final berjalan kurang ramai (poin pendek/tidak sempat terjadi rally yang lama. Sehingga permainan kurang berpola. Pemain Filipina bermain dengan gaya agressive baseliner (hampir semua bola, baik yang sulit pun  dipukul dengan ayunan penuh-mengembangkan sekaligus seperti melatih kebiasaan dalam penggunaan potensi/ kualitas teknik tingkat tinggi), Priska bermain dengan pukulan variasi termasuk bertahan, karena ada celah kemenangan buat Priska melalui kurang matangnya konsistensi pukulan lawan. Sedangkan lawan seperti tidak perduli mau out atau apa, semua bola di pukul dengan teknik sepenuhnya." ungkap Ahmadi Imang mengawali analisanya.

"Pemain Filipina ini akan menjangkau kualitas teknik pro. Sementara Priska belum terbentuk tujuan penggunaan teknik tingkat tinggi secara permanen (kurang ngotot dalam hal menerobos kualitas pro tapi ngotot mempertahankan bola tetap masuk) dan menggunakan teknik tinggi hanya pada keputusan sesuai situasi (saat benar-benar bola enak) lebih menggunakan otak." imbuh pemilik Prayoga Tenis Foundation itu.

"Jadi bila kita berharap untuk segera ada atlet yang bisa tampil bermain dengan teknik tingkat tinggi secara terus menerus seperti Simona Halep dan pemain pro lainnya, belum terlihat dari Priska. Tapi kalau dari EALA sudah kearah sana. Jika EALA sampai pada usia 15 - 16, prediksi saya dia sudah bisa bersaing di pro. Asalkan jika diteruskan pematangan  mainnya menggunakan teknik kualitas seperti saat ini." tambah Ahmadi.


Ahmadi Imang
"Pemain kita masih perlu mencerna secara mendalam mengenai teknik fisik secara besar besaran: Fisik untuk momentum dari raket, Fisik untuk momentum dari lengan, Fisik untuk momentum daei bobot badan, Fisik momentum dari massa, Fisik momentum dari torsi lengan. Fisik momentum dari rotasi tubuh dan lain sebagainya, yang mana tujuannya untuk menjadikan lengan-raket sebagai inersia yang dapat menghasilkan daya tabrak dan dampak yang setinggi tingginya." lanjut Ahmadi Imang lebih rinci.

"Kesimpulan jika pemain kita belum tertangani dengan baik dalam hal teknik untuk momentum yang besar, maka era saat ini masih sulit mencapai yang diharapkan (jika sasarannya kualitas dan prestasi top dunia senior)." ujar Ahmadi Imang diakhir analisanya yang disampaikan kepada arayanaNews (1/7)