Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Prestasi Tenis Indonesia Di Asian Games


Sejak penyelenggaraan Asian Games 1962 di Jakarta, Indonesia hingga perhelatan Asian Games 2018 di Jakarta - Palembang, Indonesia, cabang olahraga tenis telah menyumbangkan 15 medali Emas, 5 medali Perak dan 21 medali Perunggu.

Shirly Arayana bersama peraih medali emas Asian Games (Angelique Widjaja, Yayuk Basuki dan Wynne Prakusya)
Pada Asian Games 1962 di Jakarta, Indonesia, tenis Indonesia menyumbangkan 1 medali perak dari nomor beregu putri dan 3 medali perunggu dari nomor beregu putra, ganda putri atas nama Jooce Suwarimbo/Mien Suhadi dan ganda campuran, atas nama Sofyan Mudjirat/Jooce Suwarimbo.

Kemudian di  Asian Games 1966 yang digelar di Bangkok, Thailand, tenis Indonesia meraih 3 medali emas yaitu dari nomor tunggal putri yang dipersembahkan oleh Lany Kaligis, dari nomor ganda putri oleh pasangan Lany Kaligis/Lita Sugiarto dan dari nomor beregu putri.

Kontingen tenis Indonesia kala itu juga menyabet 3 medali perunggu yang berasal dari nomor tunggal putri atas nama Lita Sugiarto, nomor ganda campuran oleh duet Soen Houw Goto/Lany Kaligis dan dari ganda campuran yang diraih oleh pasangan Sutarjo Sugiarto/Lita Sugiarto.

Di perhelatan Asian Games 1974 yang berlangsung di Teheran, Iran, tenis Indonesia berhasil menyabet 1 medali emas dari nomor tunggal tunggal putri yang dipersembahkan oleh Lita Sugiarto, dan 1 medali perunggu juga dari nomor tunggal putri oleh Lany Kaligis.

Pada Asian Games 1978, Bangkok, Thailand, tenis Indonesia sukses merengkuh 3 medali emas yang dipersembahkan oleh Atet Wijono dari nomor tunggal putra, kemudian dari nomor ganda putra yang diraih oleh pasangan Justedjo Tarik/Hadiman, dan dari nomor beregu putra. Ketika itu kontingen tenis Indonesia juga meraih 2 medali perunggu yang berasal dari nomor beregu putri dan ganda campuran dari pasangan Hadiman/Ayi Sutarno.

Berikutnya di Asian Games 1982, New Delhi, India, tenis Indonesia berhasil membawa pulang dua medali emas yang didapat dari nomor beregu putra dan dari nomor tunggal putra oleh Justedjo Tarik .

Pada Asian Games 1986 Seoul, Korea Selatan, tenis Indonesia berhasil menyabet medali emas ganda putri dari pasangan Yayuk Basuki/Suzanna Wibowo, dan tiga medali perunggu yang diperoleh melalui ganda putra dari duet Donald Walalangi/Sulistyono, ganda campuran dari pasangan Tintus Wibowo/Suzanna Wibowo, serta dari nomor beregu putri.

Selanjutnya diajang Asian Games 1990 Beijing, Cina, tenis Indonesia berhasil membawa pulang dua medali emas yang dipersembahkan dari nomor ganda putri, melalui pasangan Yayuk Basuki/Suzanna Wibowo dan dari nomor ganda campuran, yang dipersembahkan oleh duet Hary Suharyadi/Yayuk Basuki. Kontingen Indonesia saat itu juga berhasil menyabet satu medali perak dari nomor beregu putri, serta 4 medali perunggu yang diraih melalui nomor ganda putra oleh pasangan Bonit Wiryawan/Daniel Heryanto, nomor ganda putri oleh pasangan Irawati Moerid/Lukky Tedjamukti, nomor ganda campuran melalui pasangan Bonit Wiryawan/Suzanna Wibowo dan dari nomor beregu putra.

Pada perhelatan Asian Games 1994 Hiroshima, Jepang, tenis Indonesia berhasil meraih 2 medali perak dari nomor beregu putra dan beregu putri, serta tiga medali perunggu yang didapat dari nomor tunggal putra oleh Benny Wijaya, tunggal putri oleh Yayuk Basuki dan dari nomor ganda putra melalui pasangan Donny Susetyo/Teddy Tandjung

Di pentas Asian Games 1998 Bangkok, Thailand, tenis Indonesia berhasil merengkuh 1 medali emas nomor tunggal putri yang dipersembahkan oleh Yayuk Basuki, dan satu medali perunggu yang didapat dari nomor beregu putri.

Kemudian di Asian Games 2002 Busan, Korea Selatan, tenis Indonesia berhasil membawa pulang satu medali emas dari nomor beregu putri, satu medali perak dari nomor ganda putri melalui duet Wynne Prakusya/Angelique Widjaja, serta satu medali perunggu dari nomor beregu putra.

Pada Asian Games 2018 Jakarta - Palembang, Indonesia, tenis Indonesia berhasil menyabet satu medali emas dari nomor ganda campuran melalui pasangan Christopher Benjamin Rungkat/Aldila Sutjiadi